Preview Serial TV: WandaVision (2021)

Setelah tertunda akibat pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, akhirnya, WandaVision dirilis juga di platform streaming service Disney+ Hotstar pada hari Jumat (15/1) kemarin. Serial perdana Marvel Studios ini sekaligus menjadi pembuka Marvel Cinematic Universe (MCU) Fase Keempat.

Sesuai dengan judulnya, yang menjadi dua tokoh utama dalam serial WandaVision ini adalah Wanda Maximoff (Elizabeth Chase Olsen), alias Scarlet Witch, dan Vision (Paul Bettany). Dua sejoli anggota Avengers tersebut memang belum pernah tampil bareng dalam sebuah film solo. Kini, kisah asmara mereka diangkat menjadi sebuah serial yang berjumlah sembilan episode.

Setelah bertempur habis-habisan melawan Thanos dalam film Avengers: Endgame (2019), dalam serial WandaVision ini, Wanda Maximoff dikisahkan sudah kawin dengan Vision. Yang, sejatinya, merupakan robot Android itu.

Wanda Maximoff sendiri, selama ini, dikenal sebagai salah satu anggota Avengers yang paling kuat. Yang memiliki kemampuan sihir, telepati, dan telekinesis. Yang mampu menggerakkan segala macam material dengan kekuatan pikirannya.

Namun, meski demikian, dalam serial WandaVision ini, setelah menikah dengan Vision, Wanda Maximoff dikisahkan harus menyembunyikan segala kekuatannya tadi. Karena ia harus menjadi seorang ibu rumah tangga yang baik. Sehari-hari, Wanda dikisahkan sibuk mengurus rumah dan melayani suaminya.

Sementara itu, sang suami, Vision, dikisahkan harus berganti-ganti penampilan: Antara wujud manusia biasa dan robot Android. Tampaknya, dalam serial WandaVision ini, ia dikisahkan menjadi seorang pekerja dengan busana kantoran. Setiap hari, Vision terlihat mengenakan setelan jas dan dasi.

Saat diwawancarai oleh media dalam jumpa pers online beberapa hari yang lalu, Paul Bettany menyatakan, dalam serial WandaVision ini, Vision bakal belajar untuk menjadi seorang manusia biasa. Sosok Android tersebut harus bekerja dari jam sembilan pagi hingga jam lima sore untuk menafkahi istrinya. Yang cantik jelita itu.

Karena harus bekerja kantoran, Vision pun harus mengubah penampilannya agar tampak seperti seorang manusia biasa. Namun, yang namanya superhero tetaplah superhero. Meski sudah berusaha untuk tidak menonjol, sesekali, Vision masih menggunakan kekuatan supernya agar pekerjaan di kantornya lancar.

Selain itu, menurut Paul Bettany, meski penampilannya sedikit berubah, dalam serial WandaVision ini, sejatinya, karakter Vision masih sama dengan versi filmnya dulu. Vision masih membawa spirit Jarvis, sebagian Ultron, dan sebagian Tony Stark dalam dirinya.

Karakter Vision sendiri pertama kali diperkenalkan dalam film Avengers: Age of Ultron (2015). Latar belakang kemunculannya dalam serial WandaVision ini, sebenarnya, masih menjadi tanda tanya. Karena, sejatinya, ia dikisahkan sudah mati. Tepatnya, setelah batu akik Mind Stone yang tertanam di jidatnya dicongkel oleh Thanos. Dalam film Avengers: Infinity War (2018) yang lalu.

Ketika ditanya mengenai misteri Vision yang bisa hidup kembali, Paul Bettany tidak mengungkapkannya dengan jelas. Menurutnya, menyaksikan serial WandaVision ini ibarat membuka kotak teka-teki pernikahan dua superhero satu demi satu. Setiap hal yang terjadi dalam serial ini pasti ada alasannya. Dan, alasan tersebut, bisa jadi, juga dipengaruhi oleh hal-hal lain. Ada layers upon layers, ungkap Bettany. Tanpa menjelaskannya lebih jauh.

Sementara itu, dalam serial WandaVision ini, menurut Elizabeth “Lizzie” Olsen, sosok Wanda Maximoff bakal lebih sesuai dengan versi komik original-nya. Dalam film-film Avengers sebelumnya, saudari kembar Quicksilver tersebut dikenal sebagai seorang cewek yang emosional dan introvert (seperti kamu #eh #curcol).

Menurut Elizabeth Olsen, dalam serial WandaVision ini, sosok Wanda Maximoff bakal ditampilkan lebih hidup dan ekspresif. Kepribadiannya bakal jauh lebih hangat. Dengan latar belakang kisah komedi situasi yang romantis dan penuh humor.

Selain ditampilkan lebih hidup dan hangat, sudut pandang dan emosi Wanda Maximoff juga akan banyak dieksplorasi. Setiap pergantian episode dan latar belakang era dalam serial WandaVision ini akan berpengaruh terhadap kondisi mentalnya. Di samping itu, kita juga akan melihat bagaimana Wanda menggunakan kekuatannya. Terutama, untuk membuat kehidupan cintanya bersama Vision penuh dengan keajaiban.

Dalam serial WandaVision ini, Wanda Maximoff dan Vision memang dikisahkan ingin hidup normal seperti orang-orang biasa. Keduanya dikisahkan berusaha untuk menyembunyikan kekuatan super mereka. Salah satunya dengan cara tinggal di sebuah rumah di kawasan Westview. Namun, meski demikian, sayangnya, harapan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan.

Lambat laun, Wanda Maximoff dikisahkan mulai menyadari ada yang tidak beres dengan lingkungan tempat tinggalnya. Hal-hal aneh pun mulai terjadi. Namun, meski demikian, pada akhirnya, apa pun yang terjadi, ikatan cinta antara Wanda dan Vision bakal tetap ada selamanya. Tanpa syarat. Lewat kehidupan rumah tangga dan keluarga mereka.

Btw, yang menarik, berbeda dari serial-serial superhero pada umumnya, serial WandaVision ini mengusung konsep sitcom. Alias komedi situasi. Selain itu, setting waktunya juga lintas zaman. Mulai dari era 1950-an hingga awal 2000-an.

Untuk mendapatkan feel yang sama dengan sitcom klasik, Marvel Studios pun melakukan proses syuting WandaVision di depan penonton asli. Salah satunya untuk memperoleh suara latar tawa audiens. Seperti dalam serial-serial komedi jadul.

Bahkan, agar tampak lebih nyata, seperti sebuah tayangan televisi lawas, Marvel Studios sampai membuat sejumlah adegan iklan produk-produk fiktif dalam setiap episode serial WandaVision ini. Namun, meski demikian, produk-produk fiktif yang ditampilkan masih berkaitan dengan MCU.

Ciri khas MCU sendiri memang bakal tetap muncul meski serial WandaVision ini ber-genre komedi romantis. Unsur misteri dan action-nya bakal tetap ada. Karena, bagaimanapun juga, serial ini adalah serial superhero.

Seperti serial-serial superhero lainnya, WandaVision juga mengandalkan efek visual untuk menampilkan adegan-adegannya. Namun, meski demikian, efek visualnya disesuaikan dengan zaman yang mewakili setiap episodenya. Misalnya, dua episode pertama serial ini berwarna hitam-putih. Karena berlatar tahun 1950 dan 1960. Jadi, adegan-adegan di dalamnya menggunakan properti manual. Bukan CGI (computer-generated imagery).

Menurut Lizzie Olsen, yang menjadi referensi WandaVision dalam menampilkan adegan-adegan jadul adalah sebuah serial sitcom klasik yang juga mengisahkan kehidupan penyihir setelah menikah: Bewitched. Selain itu, cewek supermanis kelahiran 16 Februari 1989 tersebut juga menambahkan, referensi aktris sitcom jadul sangat membantunya dalam menampilkan sisi lain Wanda Maximoff sebagai seorang penyihir dan ibu rumah tangga.

Menurut Lizzie Olsen, karakter Wanda Maximoff dalam serial WandaVision ini merupakan gabungan dari beberapa bintang sitcom klasik. Seperti pemeran Laura the Housewife dalam The Dick Van Dyke Show (1961), Mary Tyler Moore, dan pemeran Samantha si Penyihir dalam Bewitched (1964), Elizabeth Montgomery.

Selain mengamati sitcom, Lizzie Olsen juga mempelajari cara wanita berpenampilan dan berperilaku pada setiap era. Mulai dari tahun 1950-an hingga 2000-an. Mulai dari pakaian hingga dandanan mereka. Di samping itu, Lizzie juga berlatih dialek khas dari setiap era sitcom. Karena, sebenarnya, serial WandaVision ini tidak benar-benar menampilkan realitas sitcom klasik, tapi realitas unik dengan sistemnya sendiri.

Sementara itu, menurut Paul Bettany, memahami perkembangan komedi dari setiap zaman adalah proses yang cukup menantang. Dalam episode-episode awal serial WandaVision ini, penonton bakal disuguhi sebuah komedi slapstick. Setelah itu, seiring dengan berjalannya kisah serial ini ke era 1990-an, gaya komedinya akan berubah lagi.

Di samping itu, yang juga menarik, Paul Bettany mengakui, penampilan karakter Vision yang ia perankan dalam serial WandaVision ini tampak sangat konyol. Sehingga aktor kelahiran 27 Mei 1971 tersebut tidak perlu berusaha keras untuk mengundang tawa. Bahkan, awalnya, suami aktris cantik Jennifer Connelly tersebut mengaku sempat bingung ketika membaca skenario serial ini. Karena bagaimana mungkin karakter Vision bisa menjadi sekonyol itu?

Namun, meski demikian, Paul Bettany kemudian mencoba untuk mendalami sifat asli Vision. Yang merupakan robot Android itu. Dari situlah kemudian ia sadar: Bahwa, sebenarnya, Vision adalah sosok yang naif. Jadi, sangat wajar jika ia tampak konyol dalam serial WandaVision ini.

Btw, selain Wanda Maximoff dan Vision sebagai tokoh dwitunggal utamanya, serial WandaVision ini juga diramaikan oleh sejumlah tokoh pendukung. Salah satunya, yang paling bikin penasaran, adalah Monica Rambeau (Teyonah Parris). Iya, dari namanya, sudah bisa ditebak. Gadis tersebut adalah anak sobat Carol Danvers: Maria Rambeau.

Dalam film Captain Marvel (2019), Monica Rambeau masih kecil. Dalam serial WandaVision ini, Monica dikisahkan sudah tumbuh dewasa. Namun, meski demikian, sosoknya masih penuh teki-teki. Mungkin, kemunculannya dalam serial ini sebagai sebuah pemanasan. Sebelum dia mendapat porsi lebih besar dalam film Captain Marvel 2 bersama Ms. Marvel.

Selain Monica Rambeau, juga ada dua karakter MCU lawas yang muncul dalam serial WandaVision ini. Yaitu: Asissten Jane Porter dalam film Thor (2011), Darcy Lewis (Kat Dennings), dan agen FBI yang dulu muncul dalam film Ant-Man (2015), Jimmy Woo (Randall Park). Keduanya dikisahkan sedang bekerja sama untuk memecahkan sebuah misteri.

Di samping tiga tokoh MCU lawas tadi, juga ada satu tokoh pendukung baru yang meramaikan serial WandaVision ini. Yaitu: Agnes (Kathryn Hahn). Dia menjadi seorang tetangga cerewet yang dikisahkan suka merecoki dan ikut campur masalah rumah tangga Wanda Maximoff dan Vision. Meski karakternya terlihat nyebelin, sejatinya, Agnes adalah sosok yang baik hati. Kehadirannya diharapkan bakal menambah kelucuan serial ini.

Bagaimana? Sudah siap memulai era baru dan cerita baru MCU Fase Keempat? Serial WandaVision ini sudah bisa dinikmati setiap hari Jumat di platform streaming service Disney+ Hotstar. Dan, sejauh ini, dua episode perdananya, yang sudah dirilis kemarin, mendapat respon positif dari para kritikus. Selamat menonton!

***

WandaVision

Pembuat: Jac Schaeffer
Sutradara: Matt Shakman
Produser: Kevin Feige, Louis D’Esposito, Victoria Alonso, Matt Shakman, Jac Schaeffer, Chuck Hayward
Pengarang: Jac Schaeffer
Berdasarkan: Scarlet Witch oleh Stan Lee, Jack Kirby; Vision oleh Roy Thomas, Stan Lee, John Buscema
Pemeran: Elizabeth Olsen, Paul Bettany, Debra Jo Rupp, Fred Melamed, Kathryn Hahn, Teyonah Parris, Kat Dennings, Randall Park
Komposer Musik Tema: Kristen Anderson-Lopez, Robert Lopez
Komposer: Christophe Beck
Sinematografi: Jess Hall
Perusahaan Produksi: Marvel Studios
Distributor: Walt Disney Studios Motion Pictures
Jaringan Penyiar: Disney+
Durasi: 29-36 menit
Negara: Amerika Serikat
Bahasa: Inggris
Genre: Action, Adventure, Comedy
Klasifikasi Usia: PG (SU)
Anggaran: USD 150 juta
Tanggal Rilis: 15 Januari 2021 (Amerika Serikat & Indonesia)

Rating (hingga 16 Januari 2021)
Rotten Tomatoes – Tomatometer: 97% (Certified Fresh)
Rotten Tomatoes – Audience Score: 85% (Fresh)
Metacritic: 76/100
CinemaScore: —
PostTrak: —
IMDb: 7,9/10
Edwin Dianto (Filmania): 8/10 (A)

***

Edwin Dianto
Pekerja Teks Komersial, Baper Blogger & Writer
E-mail: edwindianto@gmail.com
Blog: edwindianto.wordpress.com
Follow Twitter & Instagram @edwindianto & @filmaniaindo untuk info film-film terbaru.

Preview Serial TV: WandaVision (2021)

6 thoughts on “Preview Serial TV: WandaVision (2021)

Leave a comment