Review Film: Orphan: First Kill (2022)

Saat dirilis pada 2009, film Orphan, yang dibintangi oleh Isabelle Fuhrman, cukup menghebohkan bioskop. Dan menimbulkan kontroversi. Terutama, yang berkaitan dengan masalah adopsi anak.

Sesuai dengan judulnya (Orphan), film psychological horror tersebut mengisahkan seorang anak perempuan yatim piatu. Berusia sembilan tahun. Yang kemudian membantai keluarga yang telah mengadopsinya.

Tiga belas tahun setelahnya, tepatnya pada 2022 yang lalu, prekuel film Orphan dirilis oleh Paramount Players. Judulnya: Orphan: First Kill. Mengisahkan perjalanan hidup gadis yatim piatu psikopat yang misterius tadi. Yang bernama Leena Klammer. Yang pemerannya tetap Isabelle Fuhrman itu.

Dalam Orphan: First Kill, yang kisahnya ber-setting pada 2007 (dua tahun sebelum kejadian dalam film Orphan yang pertama), asal-usul Leena diungkap. Perempuan yang sejatinya berusia 31 tahun tersebut dikisahkan menderita gangguan hormon langka. Yang bernama hypopituitarism. Yang membuat perawakannya tampak seperti seorang bocah berusia sembilan tahun.

Selain membuat Leena awet muda, ternyata penyakit langka tadi juga membuatnya mengalami gangguan jiwa. Oleh karena itu, di Saarne Institute, Estonia, yang menjadi tempatnya dirawat, dia digolongkan sebagai pasien yang berbahaya.

Namun, meski gila, Leena juga dikisahkan sangat cerdik. Khas seorang psikopat. Dengan kecerdasannya, dia akhirnya berhasil meloloskan diri. Alias kabur dari rumah sakit jiwa tempatnya dikarantina.

Dari Estonia, Leena kemudian menyelundup ke Amerika. Untuk bertahan hidup di sana, cewek gendeng tersebut berpura-pura menjadi seorang gadis cilik berusia sembilan tahun. Yang bernama Esther Albright. Yaitu, seorang anak dari keluarga tajir di Darien, Connecticut. Yang dikisahkan menghilang pada 2003, alias empat tahun sebelumnya.

Kembalinya Esther (setelah empat tahun menghilang), semula, disambut bahagia oleh keluarga Albright. Namun, meski demikian, sang ibu, Tricia Albright (Julia Stiles), lambat laun mulai curiga: Bahwa ada yang janggal dengan anaknya. Yang ternyata adalah si cewek psikopat, Leena. Yang sedang menyamar sebagai Esther itu.

Btw, selain mengungkap masa lalu sosok Leena, yang juga menarik dari Orphan: First Kill adalah pemeran utamanya: Aktris Amerika kelahiran 25 Februari 1997, Isabelle Fuhrman. Yaitu, tentang bagaimana dia harus memerankan sosok anak kecil berusia sembilan tahun.

FYI, saat Orphan: First Kill dirilis, Isabelle Fuhrman sudah berusia 25 tahun. Sedangkan, saat membintangi film Orphan yang pertama, dia masih berusia 12 tahun. Jadi, dulu tidak sulit baginya memerankan karakter Leena: Seorang wanita berusia 33 tahun. Yang penampakannya masih seperti bocil berumur sembilan tahun itu.

Saat membintangi Orphan: First Kill, Isabelle Fuhrman sudah tumbuh menjadi wanita dewasa. Sudah bukan anak kecil lagi. Oleh karena itu, menarik untuk mengetahui bagaimana dia mempersiapkan dirinya: Untuk kembali memerankan karakter “anak-anak” yang sama. Setelah 13 tahun lamanya.

Saat diwawancarai, Isabelle Fuhrman mengungkap, ketika membintangi film Orphan yang pertama, sebagai seorang bocil, dia harus berpura-pura menjadi orang dewasa. Kini, dalam Orphan: First Kill, sebagai wanita dewasa, dia benar-benar harus menempatkan dirinya dalam posisi Leena. Yang berpura-pura menjadi anak kecil itu.

Untuk mendalami peran sebagai Esther alias Leena, Isabelle Fuhrman mengaku banyak berdiskusi dengan dua anak kecil yang menjadi pemeran penggantinya. Dia harus mendengar saran mereka. Terutama, tentang hal-hal baru apa yang bisa dia bawa ke dalam karakter Esther. Menurut Fuhrman, Orphan: First Kill jauh lebih berlapis bila dibandingkan dengan film Orphan yang pertama. Karena kini ada dua pemeran lain yang mendampinginya.

Hal lain yang juga menarik, untuk menunjang penampilannya sebagai anak kecil dalam Orphan: First Kill, Isabelle Fuhrman harus menggunakan lensa kontak dengan diameter pupil yang besar. Karena, biasanya, anak-anak memiliki pupil yang lebih besar daripada orang dewasa.

Di samping lensa kontak dengan pupil besar, properti berukuran ekstrabesar juga digunakan dalam proses syuting Orphan: First Kill. Misalnya, sofa, piring, sendok dan garpu. Tujuannya: Agar Isabelle Fuhrman kelihatan kecil. Lalu, para pemain lain juga harus menggunakan sepatu dengan alas tebal. Agar Fuhrman tampak lebih pendek.

Hasilnya, dengan segala upaya tadi, Isabelle Fuhrman berhasil memerankan karakter Esther alias Leena dengan apik. Perannya sebagai si bocil kematian memang menjadi daya tarik utama Orphan: First Kill. Oleh karena itu, tak heran, banyak kritikus yang memberi respon cukup positif terhadap film besutan William Brent Bell ini.

Berkat penampilan apiknya dalam Orphan: First Kill, Isabelle Fuhrman pun mengaku sudah ditawari oleh Willman Brent Bell untuk membintangi film Orphan yang ketiga. Menurut sang sutradara, sebuah franchise memang membutuhkan sebuah trilogi, alias tiga film, untuk menceritakan kisahnya secara penuh.

Beberapa bulan setelah Orphan: First Kill dirilis, tepatnya pada Desember 2023 yang lalu, akhirnya dikonfirmasi bahwa film Orphan 3 bakal diproduksi. Dengan Fuhrman kembali sebagai pemeran utamanya.

Btw, meski ditunjang oleh penampilan ciamik Isabelle Fuhrman, sayangnya, pencapaian Orphan: First Kill tidak sebaik film pertamanya di box office. Hanya USD 44 juta. Sepertinya, penonton kurang puas dengan plot yang disuguhkan oleh film yang kedua ini.

Dari segi cerita, Orphan: First Kill memang tidak menawarkan sesuatu yang baru. Alias kurang gereget. Alur film berdurasi 99 menit ini cukup bisa ditebak. Mirip dengan film Orphan yang pertama. Yaitu, tentang Esther yang berhasil mengelabuhi dan menghabisi keluarganya.

Plot twist yang disajikan oleh Orphan: First Kill memang cukup mengejutkan dan menjadi poin penting. Penonton akhirnya mengetahui penyebab Esther alias Leena, yang seorang psikopat itu, menjadi semakin sinting. Namun, meski demikian, tetap saja, twist-nya tidak semengejutkan film pertamanya. Mungkin, karena penonton sudah mengetahui ending yang akan dilalui oleh Esther.

Selain itu, adegan-adegan dalam Orphan: First Kill memang cukup menegangkan, tapi juga tidak se-intens film Orphan yang pertama. Intinya, film ini memang masih layak untuk ditonton oleh penggemar psychological horror, tapi cukup dinikmati sekali saja. Karena efek kejutannya kurang terasa.

Bagi yang dulu belum sempat menonton di bioskop, dan penasaran dengan plot twist yang menjadi pembuka kegilaan Esther alias Leena, saat ini bisa menonton Orphan: First Kill di layanan streaming CATCHPLAY+. Selamat bertemu dengan si bocil kematian!

***

Orphan: First Kill

Sutradara: William Brent Bell
Penulis Skenario: David Coggeshall
Pengarang Cerita: David Leslie Johnson-McGoldrick, Alex Mace
Berdasarkan: Karakter-karakter oleh Alex Mace
Produser: Alex Mace, Hal Sadoff, Ethan Erwin, James Tomlinson
Pemeran: Isabelle Fuhrman, Rossif Sutherland, Hiro Kanagawa, Matthew Finlan, Julia Stiles
Sinematografi: Karim Hussain
Penyunting: Josh Ethier
Musik: Brett Detar
Perusahaan Produksi: eOne, Dark Castle Entertainment, Eagle Vision
Distributor: Paramount Pictures (melalui Paramount Players)
Negara: Amerika Serikat
Bahasa: Inggris
Durasi: 99 menit
Genre: Horror, Mystery, Thriller, Crime, Drama
Klasifikasi Usia: R (Amerika Serikat), D17+ (Indonesia)
Tanggal Rilis: 27 Juli 2022 (Filipina), 19 Agustus 2022 (Amerika Serikat), 31 Agustus 2022 (Indonesia)
Box Office: USD 44 juta (hingga 15 Juni 2024)

Rating (hingga 15 Juni 2024)
Rotten Tomatoes — Tomatometer: 71% (Fresh)
Rotten Tomatoes — Audience Score: 77℅ (Fresh)
Metacritic — Metascore: 54 (Mixed or Average Reviews)
Metacritic — User Score: 6.0 (Mixed or Average Reviews)
CinemaScore: n/a
PostTrak: n/a
IMDb: 5.9/10
Letterboxd: 2.7
Edwin Dianto [Filmania]: 3/5 [C]

***

Edwin Dianto
Pekerja Teks Komersial, Baper Blogger & Writer
E-mail: edwindianto@gmail.com
Blog: edwindianto.wordpress.com
Facebook: Edwin Dianto
WhatsApp Channel: Edwin Dianto
YouTube Channel: Edwin Dianto
TikTok: @edwindianto
Follow akun X & Instagram untuk info film-film terbaru:
X: @edwindianto & @filmaniaindo
Instagram: @edwindianto & @filmaniaindo

Review Film: Orphan: First Kill (2022)

Leave a comment