Ulasan Film: Frozen II (2019)

Enam tahun sudah berlalu sejak Queen Elsa menebar sihir es di Arendelle. Kala itu, seandainya ada survey tentang cita-cita anak cewek, 70 persen pasti menjawab ingin menjadi Elsa. Dan sisanya ingin menjadi adiknya: Princess Anna.

Iya, itulah dampak dari Frozen (2013). Yang menjadi film animasi Disney dengan pendapatan terbesar sepanjang masa itu. Karakter Elsa dan Anna memang menjadi idola nyaris semua anak-anak wanita. Bahkan, selain anak-anak, juga banyak yang sudah menginjak usia remaja.

Elsa dan Anna, sebenarnya, merupakan dua karakter baru Disney’s princess. Popularitas mereka memang baru dimulai dari film Frozen. Yang akhirnya berhasil menyabet dua Piala Oscar itu. Yakni: Best Animated Feature. Dan Best Original Song. Untuk lagu Let It Go. Yang juga dicintai oleh jutaan fans itu.

Makanya, ketika terdengar kabar bahwa sekuel film Frozen bakal dibuat, kehadirannya sangat dinanti-nantikan. Ekspektasi para fans pun sangat besar. Mereka penasaran: Apakah film yang akhirnya diberi judul Frozen II ini bisa sebaik atau, bahkan, melebihi film pendahulunya?

Kisah Frozen 2 sendiri masih melanjutkan petualangan Ratu Elsa (Idina Menzel) dan adiknya: Putri Anna (Kristen Bell). Namun, meski demikian, kali ini, mereka dikisahkan harus bertualang lebih jauh. Banyak hal besar dan ajaib yang menanti. Misteri masa lalu Elsa dan Anna akan tersibak.

Setelah kejadian dalam film Frozen yang pertama dulu, sebenarnya, sang Ratu Es Elsa dikisahkan sudah hidup tenang di kerajaannya: Arendelle. Namun, meski demikian, kedamaian tersebut kemudian terusik setelah dia, beberapa kali, mendengar suara nyanyian misterius. Yang, seakan-akan, memanggilnya keluar.

Awalnya, Elsa berusaha untuk mengabaikan panggilan misterius tadi. Hingga, akhirnya, pada suatu malam, Arendelle dikisahkan mendapat serangan mendadak dari empat elemen. Yakni: Tanah, udara, api, dan air. Saat itulah Elsa menyadari: Bahwa ada sebuah misteri yang harus segera dia pecahkan.

Bersama Anna, Olaf (Josh Gad), serta Kristoff (Jonathan Groff) dan rusanya, Sven, Elsa kemudian menuju ke Hutan Ajaib. Di wilayah utara yang misterius tersebut, mereka dikisahkan tidak hanya menemukan jawaban atas kekacauan di Arendelle, tetapi juga rahasia masa lalu keluarga kerajaan. Termasuk, menguak asal-usul kekuatan sakti Elsa. Yang bisa mengendalikan salju dan es itu.

Menurut Kristen Bell, pemeran Anna, anak-anak, yang dulu menonton film yang pertama, mungkin, berpikir Frozen II tidak akan cocok untuk mereka. Karena mereka kini telah tumbuh dewasa. Namun, meski demikian, setelah menontonnya, mereka bakal terkejut. Karena film yang kedua ini memang berbeda. Salah satu perbedaannya, Elsa dan Anna dikisahkan hanya berada di Arendelle selama 10 menit, lalu mereka keluar dan menjelajah lebih jauh. Sepanjang perjalanan tersebut, keduanya dihadapkan dengan banyak fakta baru yang luar biasa.

Frozen II memang masih mengusung tokoh-tokoh utama yang sama seperti film pertamanya dulu. Namun, meski demikian, karakter mereka kini telah berkembang. Bukan hanya Elsa dan Anna, melainkan juga Kristoff dan, bahkan, Sven. Serta, yang paling menarik, si Boneka Salju Olaf. Yang dikisahkan tidak lagi naif seperti dulu.

Menurut Josh Gad, yang mengisi suara Olaf, boneka salju tersebut sudah mulai melontarkan pertanyaan penting dalam Frozen 2. Misalnya, “Mengapa hal-hal harus berubah?” Ada komponen emosional dalam petualangannya. Yang, menurut Gad, sangat keren untuk dimainkan.

Penampilan Olaf dengan level kepolosannya yang semakin tinggi tadi memang mengocok perut. Selain itu, juga ditambah oleh penampilan Kristoff, Sven, dan sekelompok rusa di Hutan Ajaib. Yang membuat film Frozen II ini terasa lebih kocak.

Di lain pihak, yang menarik, untuk karakter Anna, yang mendesainnya adalah visual development artist Griselda Sastrawinata-Lemay. Menurut cewek asal Indonesia tersebut, Frozen II dibuat tiga tahun setelah yang pertama. Jadi, Anna digambarkan sudah lebih dewasa dan semakin misterius. Itulah sebabnya, dia memberikan warna yang gelap.

Sementara itu, untuk kostumnya, karena ceritanya berlangsung di hutan, dan Frozen II merupakan film action adventure, Griselda Sastrawinata-Lemay memberi Anna pakaian yang mendukung. Jadi, dia mengenakan celana di bawah lutut. Sehingga, ketika melompat dan lari, tetap terlihat keren.

Kostum Anna tadi berasal dari pakaian tradisional Norwegia. Jadi, Griselda Sastrawinata-Lemay sangat respek. Dia menjadikannya sebagai dasar. Jika kita perhatikan lagi, ada desain yang memiliki simbol. Yaitu: Gandum. Selain itu, jika dicermati, simbol tersebut juga terdapat dalam film Frozen yang pertama dulu.

Proses mengonsep kostum Anna tadi tidaklah sebentar. Bahkan, memakan waktu hingga beberapa bulan. Awalnya, Griselda Sastrawinata-Lemay mencoba-coba potongan dan warna yang berbeda. Termasuk, jaket dan panjang roknya. Hal itu dia lakukan sampai menemukan desain yang tepat.

Menurut Griselda Sastrawinata-Lemay, yang paling sulit dalam mendesain karakter Anna adalah soal waktu. Karena dia merasa tidak pernah punya waktu yang cukup. Apalagi, banyak departemen yang harus bekerja sama. Satu perubahan kecil bakal mempengaruhi departemen lainnya. Pokoknya, tantangan terbesar adalah soal waktu.

Btw, selain para karakter lawas tadi, Frozen II juga dihiasi oleh munculnya beberapa karakter baru. Salah satunya adalah Letnan Destin Mattias (Sterling K. Brown). Yang menjadi pengawal pribadi bokap Elsa dan Anna: King Agnarr (Alfred Molina). Yang dikisahkan terjebak di Hutan Ajaib selama puluhan tahun.

Di samping itu, juga ada Yelena (Martha Plimpton). Yang dikisahkan menjadi pemimpin kaum Northuldra. Serta kemunculan roh-roh empat elemen. Yang digambarkan sangat memukau. Salah satunya adalah roh air yang penampakannya sangat indah: Nokk.

Karakter Nokk sendiri terinspirasi dari mitologi Norwegia. Dalam kisah aslinya, makhluk tersebut digambarkan mampu berubah wujud dan sangat berbahaya. Namun, meski demikian, dalam Frozen II, Nokk ditampilkan berbentuk kuda. Menurut supervisor animasi film ini, Svetla Radioveva, sebenarnya, Nokk dikisahkan sebagai pejuang dan pelindung Dark Sea. Karakter tersebut diibaratkan sebagai kuda jantan liar yang belum dijinakkan.

Selain menampilkan Nokk, yang juga menjadi salah satu tantangan terbesar dalam Frozen II adalah membuat karakter roh angin: Gale. Yang digambarkan tidak berbentuk dan tak bisa berbicara, tapi dapat berinteraksi. Salah satunya dengan cara menerbangkan dedaunan di sekitarnya. Menurut supervisor efek visual Steve Goldberg, tim produksi sampai membuat tool baru yang bernama Swoop. Hanya untuk menampilkan karakter Gale. Ada empat hingga lima departemen yang berkolaborasi hanya untuk menganimasikan angin yang digambarkan sebagai karakter tersebut.

Btw, seperti film pertamanya dulu, di balik kisahnya yang magical, Frozen II juga dihiasi oleh sederetan lagu yang enak didengar. Selain visual yang memukau, lagu-lagu tersebut memang menjadi kekuatan utama film animasi bikinan Disney ini.

Into the unknown.. Into the unknown.. Bagi yang sudah menonton Frozen 2, pasti terngiang-ngiang dengan soundtrack film yang sudah tayang sejak bulan November yang lalu ini. Lagu tersebut dibawakan dengan apik oleh Idina Menzel dan penyanyi asal Norwegia: Aurora.

Sepanjang film Frozen II ini, penonton memang dibikin penasaran dengan nyanyian misterius Into the Unknown tadi. Awalnya, banyak yang menduga bahwa nyanyian yang memanggil-manggil Elsa tersebut dibawakan oleh Idina Menzel sendiri. Namun, ternyata, Menzel berkolaborasi dengan Aurora. Akan tetapi, meski demikian, dia dan Aurora merekam lagu Into the Unknown secara terpisah. Aurora melakukannya di London, sedangkan Menzel di Amerika.

Dalam film Frozen yang pertama dulu, Idina Menzel sendirian yang membawakan lagu Let It Go. Saat diwawancarai, dia mengungkap, lagu tersebut merupakan pengingat dari pengalaman hidupnya yang luar biasa. Selain itu, Let It Go juga mencerminkan momen Elsa yang dikisahkan menjalani hidupnya dengan cara baru. Sementara itu, lagu-lagu dalam film Frozen II ini menunjukkan evolusi dirinya sebagai perempuan dewasa.

Di samping Idina Menzel, Kristen Bell juga mengatakan hal yang senada. Menurut pemeran Anna tersebut, rasanya, Frozen II tidak seperti enam tahun yang berlalu. Karena dia dan Menzel sudah bekerja sama untuk membuat film ini selama empat tahun terakhir. Bell dan Menzel memang disatukan oleh film Frozen yang pertama dulu. Keduanya kemudian melanjutkan perjalanan sebagai Anna dan Elsa dalam film yang kedua ini.

Selain Into the Unknown, lagu Lost in the Woods, yang dinyanyikan oleh Kristoff (Jonathan Groff), juga ikut mencuri perhatian dalam Frozen 2. Menurut sutradara Chris Buck, lagu tersebut terinspirasi dari power rock ballad era 80-an. Sebelum menciptakannya, mereka melakukan banyak riset. Antara lain, dengan menonton semua video lagu-lagu lawas.

Lagu Lost in the Woods tadi semakin menarik karena didukung oleh visual yang lucu. Bahkan, Sven dan rusa-rusa hutan lainnya ikut menjadi backing vocal. Seperti klip video musik era 80-an dulu. Selain dinyanyikan oleh Jonathan Groff, lagu yang ditulis oleh Bobby Lopez dan Kristen Anderson-Lopez tersebut juga di-cover oleh Weezer.

Btw, sebelum dirilis secara global pada 22 November yang lalu, Frozen II terlebih dahulu menggelar world premiere pada 7 November 2019. Di Dolby Theatre, Los Angeles, Amerika Serikat. Dan, hasilnya, kala itu, hampir seluruh kritikus yang menontonnya memberi respon positif. Bahkan, ada yang bilang, sekuel kali ini lebih baik daripada film pertamanya dulu. Kisahnya lebih mengejutkan. Dan action-nya lebih menegangkan. Serta lagu-lagunya terasa lebih menarik, lebih kuat, dan menonjol.

Karakter-karakter utama dalam Frozen II memang sangat berkembang bila dibandingkan dengan film pertamanya. Bukan hanya dari segi cerita, melainkan juga penampilannya. Semuanya didukung oleh visualisasi gambar yang memukau. Bahkan, harus diakui, lebih bagus daripada film yang pertama dulu. Selain itu, kostum-kostum barunya juga sangat detail. Efek airnya terlihat begitu nyata. Begitu pula dengan warna-warna cerah the enchanted forest. Yang sangat mengagumkan itu. Bahkan, semua adegan dalam film ini bisa dijadikan poster tersendiri!

Di samping hal-hal positif tadi, cerita yang disajikan oleh Frozen II juga terasa lebih kelam daripada film pertamanya dulu. Unsur petualangannya memang lebih kompleks dan menarik. Namun, meski demikian, sayangnya, perjalanan yang seharusnya sangat panjang tersebut berlangsung begitu cepat. Setiap problem yang muncul selalu bisa diselesaikan dengan mudah oleh Elsa dkk. Seperti tanpa hambatan yang berarti. Sehingga terasa kurang nendang. Adegan klimaksnya pun datar-datar saja.

Mungkin, salah satunya, disebabkan tidak adanya sosok villain seperti dalam film Frozen yang pertama dulu. Karakter-karakter baru yang ditampilkan oleh Frozen 2, seperti Yelena dll, memang menarik. Namun, meski demikian, semuanya kurang memberi arti. Tampaknya, mereka memang tidak dimaksudkan untuk memberi dampak besar pada jalan cerita film ini.

Bahkan, saking cepatnya kisah Frozen II bergulir, ada banyak pertanyaan yang belum terjawab dengan jelas hingga film ini berakhir. Salah satunya adalah sumber kekuatan yang dimiliki Elsa. Mungkin, banyak orang dewasa yang belum mengerti setelah menontonnya. Apalagi, anak-anak. Yang, notabene, merupakan penonton utama film berdurasi 103 menit ini.

Memang, seperti film pertamanya dulu, target pasar Frozen II adalah penonton anak-anak. Mungkin, karena itulah, jalan ceritanya dipaksa menjadi lebih besar dan megah, tapi ending-nya harus tetap sederhana. Tetap simpel. Sehingga mudah dicerna oleh para bocah.

Dan, hasilnya, kekurangan dari segi cerita tadi, tampaknya, memang tidak menjadi masalah. Buktinya, keajaiban tidak hanya terjadi di Arendelle dan hutan ajaib, tetapi juga di box office. Dengan kekuatan sihir es Elsa, Frozen II berhasil “membekukan” bioskop-bioskop di seluruh dunia. Dengan menjadi film animasi berpendapatan opening terbesar sepanjang masa.

Setelah dirilis pada 22 November yang lalu, film Frozen 2 yang berbujet USD 150 juta ini langsung mengantongi pendapatan pekan pembuka USD 130 juta hanya dari Amerika Utara saja. Dan USD 358 juta dari seluruh dunia. Angka tersebut melampaui ekspektasi Disney. Yang, semula, “hanya” memperkirakan USD 127 juta dari pasar domestik dan USD 350 juta dari pasar international.

Frozen II pun resmi menjadi film animasi dengan penghasilan opening weekend tertinggi sepanjang sejarah. Menumbangkan rekor rilisan Disney lainnya: Toy Story 4 (2019). Yang “hanya” meraup USD 240 juta pada pekan pembuka saat dirilis pada bulan Juni yang lalu itu. Bahkan, selain itu, Frozen II juga mampu mengalahkan pendapatan opening weekend jagoan Disney lainnya: The Lion King (2019). Namun, film besutan Jon Favreau tersebut digolongkan sebagai film live-action. Meski, sejatinya, merupakan remake dari film animasi klasik.

Perolehan pekan pembuka Frozen II tadi diperkirakan bakal melonjak pada pekan kedua. Bersamaan dengan perayaan Thanksgiving di Amerika. Disney mengharapkan bakal lebih banyak anak-anak yang menonton film ini saat liburan sekolah.

Dan, harapan Disney tadi, akhirnya, menjadi kenyataan. Selama lima hari libur sekolah (27 November-1 Desember), Frozen II resmi menjadi film terlaris yang tayang saat Thanksgiving: Dengan meraup USD 123 juta. Merontokkan rekor The Hunger Games: Catching Fire (2013)-nya Jennifer Lawrence. Yang dulu “hanya” mampu mendulang USD 109 juta itu.

Berbeda dari film pertamanya dulu, yang dirilis tepat pada pekan Thanksgiving itu, Frozen II ditayangkan seminggu sebelumnya. Sebuah strategi yang, ternyata, sangat jitu untuk menarik penonton anak-anak di Amerika. Opening weekend yang digelar beberapa hari sebelum Thanksgiving benar-benar menjadi langkah yang sempurna.

Bagaimana dengan di Indonesia? Seperti di Amerika, meski tidak bersalju, ternyata, Frozen II juga mampu “membekukan” bioskop-bioskop di tanah air. Bahkan, jauh lebih “dingin” daripada film pertamanya dulu. Buktinya, hingga hari Senin (2/12) yang lalu, film ini sudah ditonton oleh lebih dari 3,4 juta orang. Bahkan, dengan pemasukan yang, hingga kini, sudah mencapai USD 11 juta, Frozen II sudah dinobatkan sebagai film animasi dengan penghasilan terbesar sepanjang sejarah di Indonesia. Begitu pula dengan di Filipina. Yang sudah mengantongi USD 6,2 juta.

Seperti di Indonesia dan Filipina, di sebelas negara lainnya di dunia, Frozen II juga sudah berhasil melampaui pendapatan film pertamanya. Di antaranya adalah Tiongkok (USD 90,5 juta), Korea (USD 61,2 juta), Jepang (USD 38,3 juta), dan Inggris (USD 35 juta).

Selain itu, pada pekan ini, Frozen II juga mulai “membekukan” bioskop-bioskop di beberapa negara besar yang telat merilisnya. Misalnya, di Rusia. Yang langsung mengantongi USD 13,7 juta. Film ini, akhirnya, menjadi film animasi dengan pendapatan opening weekend terbesar di sana. Begitu pula dengan di Australia. Rekor yang sama juga tercipta. Dengan angka USD 6,6 juta, Frozen II langsung mengukir rekor pendapatan opening weekend yang jauh lebih tinggi daripada film pertamanya dulu.

Secara global, hingga kini, Frozen II sudah meraup USD 742 juta. Sebanyak USD 451 juta disumbangkan oleh pasar internasional di luar Amerika Utara. Untuk bisa menyaingi film pertamanya, yang dulu menembus USD 1,27 miliar dan menjadi film animasi terlaris di dunia itu, memang masih jauh. Namun, meski tidak mudah untuk mengejar film pendahulunya, Disney meyakini: Frozen II bakal mampu melakukannya. Karena sudah mengantongi bekal yang cukup hingga saat ini.

Menurut kepala distribusi Cathleen Taff, memang cukup sulit mengikuti film Frozen yang pertama. Enam tahun itu jarak yang sangat jauh. Namun, meski demikian, itu semua tidak menjadi masalah. Karena para fans merasa terikat dengan karakter-karakternya. Selain itu, para pengamat box office juga memprediksi Frozen II bakal dengan mudah menembus USD 1 miliar. Salah satu tandanya adalah kesuksesannya memecahkan rekor penjualan tiket advance. Yang menjadi salah satu cara untuk mengetahui sebuah film blockbuster sedang berjalan.

Terakhir, hal lain yang juga menarik, seiring dengan kesuksesan Frozen 2, saat ditanya mengenai kemungkinan membuat film lanjutannya (Frozen 3), sutradara Jennifer Lee menyatakan: Baginya, film yang kedua ini sudah terasa seperti final. Namun, meski demikian, selain itu, dia juga punya prinsip untuk selalu berkata: Never say never. Hmmm..

***

Frozen II

Sutradara: Chris Buck, Jennifer Lee
Produser: Peter Del Vecho
Penulis Skenario: Jennifer Lee
Pengarang Cerita: Chris Buck, Jennifer Lee, Marc E. Smith, Kristen Anderson-Lopez, Robert Lopez
Pemain: Kristen Bell, Idina Menzel, Josh Gad, Jonathan Groff
Musik: Songs: Robert Lopez, Kristen Anderson-Lopez; Score: Christophe Beck
Sinematografi: Tracy Scott Beattie (layout), Mohit Kallianpur (lighting)
Editing: Jeff Draheim
Produksi: Walt Disney Pictures, Walt Disney Animation Studios
Distributor: Walt Disney Studios Motion Pictures
Durasi: 103 menit
Genre: Animation, Adventure, Comedy, Kids, Family, Musical
Klasifikasi Usia: PG (SU)
Budget: USD 150 juta
Rilis: 7 November 2019 (Dolby Theatre), 20 November 2019 (Indonesia), 22 November 2019 (Amerika Serikat)

Rating (hingga 3 Desember 2019)
Rotten Tomatoes – Tomatometer: 76% (Certified Fresh)
Rotten Tomatoes – Audience Score: 92% (Fresh)
Metacritic: 65/100
CinemaScore: A-
PostTrak: 4,5/5
IMDb: 7,3/10
Edwin Dianto (Filmania): 7/10 (B)

***

Edwin Dianto
Pekerja Teks Komersial, Baper Blogger & Writer
E-mail: edwindianto@gmail.com
Blog: edwindianto.wordpress.com
Follow Twitter & Instagram @edwindianto & @filmaniaindo untuk info film-film terbaru.

Ulasan Film: Frozen II (2019)

2 thoughts on “Ulasan Film: Frozen II (2019)

Leave a comment