Ulasan Film: Perempuan Tanah Jahanam (2019)

Setelah sukses dengan remake film Pengabdi Setan (2017), sutradara Gundala (2019) Joko Anwar kembali menghantui bioskop-bioskop tanah air lewat film horror terbarunya: Perempuan Tanah Jahanam (PETJAH). Yang, seperti karya terdahulunya tadi, juga membuat penonton tercekam hingga akhir.

Film Perempuan Tanah Jahanam yang juga berjudul Impetigore ini menceritakan tentang seorang cewek yang datang ke sebuah desa terpencil. Tanpa dia sadari, ternyata, kehadirannya sudah lama dinantikan oleh para penduduk di desa tersebut. Para warga di sana percaya bahwa dia bisa menghilangkan kutukan misterius di kampung mereka.

Seperti film-film sebelumnya, Joko Anwar juga kembali menggandeng aktris cantik nan sexy, Tara Basro, sebagai bintang utama Perempuan Tanah Jahanam. Kali ini, Tara Basro berperan sebagai cewek bernama Maya. Yang dikisahkan jatuh miskin setelah gagal berbisnis pakaian. Sebelumnya, dia dikisahkan keluar dari pekerjaannya sebagai penjaga pintu tol.

Saat sedang bingung bagaimana mau melanjutkan hidupnya, Maya kemudian mendapat setitik harapan. Dia dikisahkan mendapat kabar bahwa dirinya memiliki keluarga kaya yang telah meninggalkan warisan untuknya. Keluarga yang tak pernah dia temui sebelumnya tersebut tinggal di sebuah desa terpencil. Yang bernama Harjosari. Karena lagi butuh duit, akhirnya, Maya memutuskan untuk pergi ke sana. Dia ditemani oleh sahabatnya yang bernama Dini (Marissa Anita).

Namun, setibanya di Harjosari, ternyata, bukan warisan yang Maya dapat. Para penduduk desa, ternyata, dikisahkan sudah lama menunggunya untuk dikorbankan. Mereka yakin, dengan membunuh gadis manis tersebut, kutukan gaib yang menghantui bayi-bayi di Harjosari bisa dilenyapkan.

Saat diwawancarai pada tahun 2018 yang lalu, Joko Anwar memang menjanjikan sebuah film horror thriller baru. Yang creepy dan nendang banget ceritanya. Yang naskahnya sudah ia tulis sejak cukup lama. Sejak 2009, tepatnya.

Pada 2011, naskah Joko Anwar tadi, yang semula diberi working title Impetigore, rencananya, akan diproduksi oleh Lifelike Pictures. Joko pun sempat mengunggah posternya. Namun, meski demikian, karena masih banyak proyek film yang akan dibuat oleh production house tersebut, rencana tadi, akhirnya, batal.

Akan tetapi, meski tidak jadi diproduksi, Joko Anwar masih terus memperbaiki naskah Impetigore. Yang nantinya ia beri judul Perempuan Tanah Jahanam itu. Hingga kemudian menghasilkan karakter dan cerita yang kuat.

Dan, setelah beberapa tahun, akhirnya, upaya Joko Anwar membuahkan hasil. Pada tahun 2017, produser BASE Entertainment Shanty Harmayn menawari Joko untuk memproduksi proyek Impetigore. Bahkan, bukan hanya satu, melainkan tiga film. Selain Impetigore, juga ada The Vow dan Ghost in the Cell.

Setelah deal dengan Joko Anwar, Shanty Harmayn kemudian menggandeng Rapi Films dan CJ Entertainment (dari Korea) untuk bergabung. Lalu, pada Maret 2018, di Hongkong International Film & TV Market, Shanty menunjukkan skenario Impetigore kepada salah satu perusahaan film dari Hollywood: Ivanhoe Pictures. Yang tahun lalu menelurkan Crazy Rich Asians (2018) itu.

Dan, hasilnya, ternyata, Ivanhoe Pictures suka dengan skenario Impetigore. Keempat perusahaan film tadi, akhirnya, berkolaborasi dalam produksi dan pendanaan tiga film Joko Anwar: Impetigore, The Vow, dan Ghost in the Cell. Joko sendiri sangat antusias menyambut tiga proyek besar tersebut. Menurutnya, empat perusahaan tadi sangat paham segala hal yang terkait dengan film. Baik dari segi komersial maupun artistik. Bodoh banget jika, misalnya, ia menolak.

Pada November 2018, setelah merampungkan syuting film Gundala, Joko Anwar pun segera memulai persiapan produksi Impetigore. Proyek pertama dari tiga proyek besar tadi. Pergantian judulnya menjadi Perempuan Tanah Jahanam kemudian ia umumkan lewat akun Instagram-nya. Tepat pada akhir tahun 2018 silam.

Pada Februari 2019, Joko Anwar mengumumkan sejumlah nama bintang yang bakal menjadi pemeran dalam Perempuan Tanah Jahanam. Kebanyakan adalah aktris-aktris yang sudah menjadi langganan sutradara berusia 43 tahun tersebut. Seperti Tara Basro, Marissa Anita, Asmara Abigail, dll.

Setelah mengumumkan para bintang Perempuan Tanah Jahanam, Joko Anwar kemudian segera memulai proses syuting film ini. Kebanyakan syutingnya berlokasi di desa-desa di daerah Jawa Timur. Seperti Malang, Gempol, Lumbang, Bromo, Lumajang, Ijen, dan Banyuwangi.

Karena Perempuan Tanah Jahanam adalah film thriller yang belum tentu laku di Indonesia, tim produksi pun tidak berani menganggarkan bujet besar. Joko Anwar mengakui, tantangan terbesarnya adalah membuat jadwal syuting di banyak tempat dengan waktu hanya 28 hari.

Yang menarik, selain menggandeng bintang-bintang muda yang menjadi langganannya, Joko Anwar juga menggaet aktris senior Christine Hakim. Yang berperan sebagai tokoh antagonis Nyi Misni. Yang berhasil menunjukkan sisi lainnya dalam film Perempuan Tanah Jahanam ini.

Penampilan apik Christine Hakim dalam Perempuan Tanah Jahanam semakin membuat penonton kagum dengan kualitas akting beliau. Yang memang masih tetap mumpuni itu. Saat diwawancarai, meski sudah sangat berpengalaman, bintang legendaris tersebut mengaku percaya sepenuhnya ketika diarahkan oleh Joko Anwar.

Di samping Christine Hakim, para cast Perempuan Tanah Jahanam lainnya juga berhasil menampilkan akting yang cukup apik. Terutama, Tara Basro. Yang mengakui bahwa film ini adalah film pertamanya yang berdarah-darah. Selain itu, proses syutingnya juga lebih melelahkan daripada film-film dia sebelumnya.

Menurut Tara Basro, set dan cerita Perempuan Tanah Jahanam memang lebih menantang daripada film-film lain yang pernah dia bintangi. Apalagi, Tara mengakui, dirinya termasuk penakut. Namun, meski demikian, untungnya, ada Joko Anwar sebagai sutradara. Yang selalu mengarahkan dan membimbingnya.

Dari segi cerita, seperti film-film Joko Anwar Cinematic Universe (JAnCU) lainnya, meski ber-genre horror thriller, film Perempuan Tanah Jahanam ini juga kembali mengangkat tema keluarga. Terutama, seputar hubungan anak dan orang tua.

Saat diwawancarai, Joko Anwar mengaku ingin mengajukan pertanyaan lewat Perempuan Tanah Jahanam: Tahu, nggak, sih? Siapa keluarga kita sebenarnya? Oleh karena itu, lewat film ini, kita disuguhi cerita tentang reuni keluarga. Yang seharusnya membahagiakan, tapi akhirnya malah menjadi bencana.

Berbeda dari Pengabdi Setan, yang merupakan film horror supranatural, Perempuan Tanah Jahanam lebih banyak menampilkan unsur thriller. Atau, lebih tepatnya, slasher. Alias pembantaian. Yang berdarah-darah.

Unsur horror supranatural, yang berupa hantu-hantuan dan setan-setanan, memang tetap ada. Begitu pula dengan hal-hal mistis dan gaib lainnya. Karena film Perempuan Tanah Jahanam ini menyajikan teror dengan latar belakang budaya Jawa. Yang memang penuh dengan nuansa mistis.

Namun, meski demikian, semua hal supranatural tadi hanya digunakan sebagai bumbu dan penyambung cerita. Karena yang lebih dominan dalam film Perempuan Tanah Jahanam ini adalah adegan pembunuhan sadis dan pertumpahan darah.

Selama 100 menit lebih durasi film Perempuan Tanah Jahanam ini, penonton hanya diberi sedikit ruang untuk bernapas. Sejak awal, suasananya sudah dibikin tegang lewat adegan upaya pembunuhan. Lalu thrill-nya terasa semakin kuat hingga ke bagian ending-nya.

Oleh karena itu, bagi yang jantungan, harap berhati-hati saat menonton Perempuan Tanah Jahanam. Karena teror yang disajikan oleh Joko Anwar, kali ini, memang sangat intens. Pokoknya, bikin merinding. Bahkan, deg-degan dan berdebar-debar sepanjang film.

Selain sangat menegangkan, kisah Perempuan Tanah Jahanam juga penuh drama dan sekaligus mengaduk-aduk emosi. Jadi, bagi yang suka drama keluarga dengan sentuhan horror dan pertumpahan darah, film ini sangat layak untuk dinikmati.

Kerasa, nggak?

***

Perempuan Tanah Jahanam

Sutradara: Joko Anwar
Produser: Shanty Harmayn, Tia Hasibuan, Aoura Lovenson Chandra, Ben Soebiakto
Penulis Skenario: Joko Anwar
Pemain: Tara Basro, Marissa Anita, Christine Hakim, Asmara Abigail, Ario Bayu
Musik: Aghi Narottama, Bembi Gusti, Tony Merle, Mian Tiara
Sinematografi: Ical Tanjung
Editing: Dinda Amanda
Produksi: BASE Entertainment, Rapi Films, Logika Fantasi, CJ Entertainment, Ivanhoe Pictures
Distributor: BASE Entertainment
Durasi: 106 menit
Genre: Drama, Horror, Mystery, Thriller
Klasifikasi Usia: R (17+)
Rilis: 17 Oktober 2019 (Indonesia)

Rating (hingga 24 Oktober 2019)
IMDb: 7,8/10

***

Edwin Dianto
Pekerja Teks Komersial, Baper Blogger & Writer
E-mail: edwindianto@gmail.com
Blog: edwindianto.wordpress.com
Follow Twitter & Instagram @edwindianto & @filmaniaindo untuk info film-film terbaru.

Ulasan Film: Perempuan Tanah Jahanam (2019)

One thought on “Ulasan Film: Perempuan Tanah Jahanam (2019)

Leave a comment